Renungan Kristen Sagu Sumber Hidup thema: " Hidup Orang Kristen yang CEKATAN"

 Salam Sejahtera The Journey People,


"Hidup orang Kristen yang CEKATAN"

(Amsal 30:24-28)


The Journey People,

Sebagian besar dari kitab Amsal ditulis oleh Salomo bersama dengan Agur dan Lemuel yang juga menulis beberapa Amsal pada bagian terakhir, kitab Amsal ini ditunjukan kepada bangsa Israel. Kitab Amsal ini merupakan puisi-puisi pendek tentang berbagai nasehat, dan perkataan-perkataan berhikmat yang dipakai sebagai pedoman untuk mengajarkan bagaimana menjalani hidup yang saleh dengan meniru setiap pikiran-pikiran yang berhikmat. 

Menurut KBBI cekatan berarti cerdik, pintar, mandiri, atau cepat mengerti. Mengapa Agur bin Yake menyebut empat binatang ini yaitu Semut,Pelanduk, Belalang, dan Cicak dengan sebutan cekatan?

Yang pertama adalah Semut; Dalam Amsal 6:6-7 mengatakan " Hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Semut adalah binatang kecil yang sangat lemah. Meskipun mereka tidak mempunyai pemimpin. Namun mereka amat pintar bekerja sama dan giat dalam mengumpulkan makanan setiap hari. Mereka tidak menunggu perintah tetapi mereka punya kesadaran diri bahwa mereka adalah makhluk kecil dan lemah untuk itu mereka harus bekerja keras sehingga ketika waktu badai datang mereka tidak akan mati, sebab mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Semut menjadi contoh bagi kita yang pemalas untuk harus bekerja keras untuk mempersiapkan bekal masa depan dari sekarang supaya ketika waktu badai datang dan pencobaan datang kita sudah punya persiapan untuk melewati badai tersebut. 

Yang kedua adalah Pelanduk;Pelanduk adalah Tikus ladang. Menurut hukum taurat pelanduk adalah binatang yang haram. Pelanduk juga merupakan yang lemah dan penakut tetapi ia membangun rumahnya di atas "bukit batu". Ungkapan bukit batu ini sama dengan Gunung Batu, atau Batu Karang yang menunjuk kepada Tuhan Yesus. Seperti dalam Efesus 2:20 berkata: " yang di bangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuri". Pelanduk termasuk binatang yang cekatan atau cerdik, ia tahu akan kelemahannya karena itu ia mencari perlindungan dengan mendirikan rumah diatas bukit batu. Sehingga ketika hujan, angin dan banjir besar terjadi rumahnya tetap berdiri teguh karena ia menjadikan bukit batu sebagai fondasi. Pelanduk mengajarkan kita bahwa kita adalah orang yang lemah untuk itu mari kita berlindung dan menjadikan Tuhan sebagai dasar yang paling utama dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini. Karena jika kita tidak menaruh Tuhan sebagai dasar maka kehidupan kita akan terombang-ambing dan kehilangan arah ketika pencobaan itu datang. 

Yang ketiga adalah Belalang;Belalang adalah binatang yang kecil. Belalang mempunyai cara kerja seperti Semut karena meskipun tidak mempunyai pemimpin tetapi mereka dapat berbaris dengan rapi. Belalang juga termasuk binatang yang sangat cekatan⁹ dalam hal penghancuran dan keberanian. kalau The Journey People bisa lihat dalam kehidupan sehari-hari pasti ada segerombolan belalang yang menghancurkan hasil panen dengan cepat, mereka adalah yang membawa malapetaka bagi petani. Kitab Wahyu pasal 9 menggambarkan dengan jelas bagaimana belalang bekerja dengan cara yang sangat mengerikan. Cara kerjanya. Rupa belalang sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan bisa dilihat dalam Wahyu 9. Memang belalang membawa malapetaka bagi petani tetapi di dalam pembacaan kita di saat ini, belalang menjadi contoh meskipun kita kecil kita harus berdiri teguh dan berani dalam menghadapi badai. Belalang juga mengajarkan kepada kita bahwa dalam kelemahan kita harus saling mendorong kekompakan dan kerjasama dan menguatkan antara yang satu dan yang lain. 

Yang terakhir Cicak; Cicak adalah seekor serangga kecil yang memiliki ukuran tubuh yang tidak begitu panjang dan besar. Meskipun kecil ia juga dapat melindungi dirinya sendiri dari bahaya. Ia sangat istimewa karena tinggal dirumah gubuk tetapi juga diistana raja. Mereka tidak takut apa yang akan terjadi pada mereka karena mereka mempunyai keberanian yang kokoh. Meskipun ia dapat ditangkap dengan tangan tetapi cicak menaruh kepercayaan pada dirinya tetapi juga pada dinding, tembok, kayu yang ditinggal. Ini diibaratkan sebagai menempel dan bergantung serta berlindung pada Tuhan Allah sehingga ia tidak mudah jatuh. Kita dapat belajar dari cicak bahwa kepercayaan pada diri sendiri itu lebih baik dan terlebih lagi bergantung dan percaya pada Tuhan supaya kita jangan mudah jatuh kedalam pencobaan. 

The Journey People pelajaran yang dapat dipelajari adalah kita adalah orang-orang lemah dan terbatas yang tidak mampu dalam segala hal, tetapi mari minta hikmat dan pertolongan Tuhan kita mampu melakukannya dengan baik. Jika keempat binatang ini dipakai Tuhan untuk menjadi contoh bagi kita. Maka, bagaimana dengan kita sebagai manusia sempurna yang mempunyai akal budi untuk berpikir apakah Tuhan dapat memakai kita sebagai contoh ataukah tidak, oleh sebab itu mari kita belajar dari keempat benatang ini agar Tuhan mau untuk menjadikan kita sebagai alat-Nya. 

The Journey People, Tuhan memberkati kita dengan firman-Nya. Amin. 

(Renungan ini disampaikan pada Ibadah Asrama Puteri STFT GKI I.S Kijne Sabtu,09 April 2022 oleh: Yustina Herientrenggi, Mahasiswa akhir STFT GKI I.S Kijne Jayapura )

Komentar

Posting Komentar